Jumat, 12 September 2008

Rokok, ingin mati?


Perokok Berisiko Tinggi Terserang Dementia
Antara News - Orang yang merokok lebih mungkin untuk terserang penyakit Alzheimer dan bentuk lain sakit jiwa (dementia) dibanding orang yang telah berhenti atau tak pernah merokok. Perokok yang berusia di atas 55 tahun menghadapi kemungkinan 50 persen untuk terserang sakit jiwa dibandingkan dengan orang yang tak merokok, kata Dr. Monique Breteler dari Erasmus Medical Center di Rotterdam, Belanda, dan rekannya.Breteler dan rekannya, yang menulis di jurnal Neurology, mengatakan mereka menelusuri hampir 7.000 orang yang berusia 55 tahun dan lebih selama rata-rata tujuh tahun. Selama masa itu, 706 di antara orang-orang tersebut terserang sakit jiwa.


Ada satu jenis gen yang sudah diketahui yang meningkatkan risiko sakit jiwa yang disebut APOE4 atau apolipoprotein E4. Merokok tak berdampak pada resiko Alzheimer bagi orang yang memiliki gen itu. Namun orang yang tak memiliki gen tersebut menghadapi 70 persen risiko Alzheimer kalau mereka merokok.


Merokok dapat mengakibatkan stroke ringan, yang pada gilirannya merusak otak dan mengakitkan sakit jiwa, kata Breteler. “Merokok meningkatkan risiko penyakit cerebrovascular (stroke), yang juga berhubungan dengan dementia,” kata Breteler dalam suatu pernyataan yang dikutip Reuters.


“Mekanisme lain dapat melalui stres oxidative, yang dapat merusak sel di dalam pembuluh darah dan mengarah kepada pengerasan pembuluh nadi. Perokok mengalami stress oxidative yang lebih besar dibandingkan orang yang bukan perokok, dan peningkatan tekanan oxidative juga terlihat pada penyakit Alzheimer,” katanya.
Stress oxidative adalah suatu proses yang sama dengan berkarat, kondisi yang memungkinkan reaksi kimia merusak DNA.


Kecanduan Asap
New Scientist (23 Juli 2007) menceritakan kisah dari seorang dokter hewan. “Several years ago I was presented with a severely depressed, anorexic Labrador dog. Clinical examination was unremarkable, as were lab profiles, yet the dog was obviously very ill. I was stumped.” Nah, setelah penelitian lebih jauh, diketahui bahwa lima penghuni rumah itu semuanya perokok. Syukurnya, akal sehat membuat mereka berhenti merokok. Mereka semua. Tapi sayangnya, si anjing itu sudah telanjur menderita – ia terkena kecanduan nikotin.


Sejumlah besar remaja masa kini, putra dan putri, meneruskan tradisi buruk orang tuanya untuk merokok. Padahal informasi kesehaatan masa kini sudah lebih baik daripada di masa lalu. Tak heran. Sedikit banyak, generasi ini telah terpapar rokok sejak dini, dan sedikit banyak menderita semacam kecanduan nikotin yang baru teratasi saat mereka mulai merokok. Pun, saat orang tuanya – yang akhirnya memakai otak mereka, walaupun terlambat – gigih melarang mereka.


100% Bebas Rokok
Kepada: Pengelola Bisnis dan Layanan Umum
Penelitian ilmiah tentang bahaya perokok pasif telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun. Tidak ada keraguan bahwa merokok secara pasif sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, menyebabkan kanker dan banyak penyakit pernafasan serta kardiovaskuler pada anak-anak serta orang dewasa, dan tidak jarang mempercepat kematian.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berkesimpulan bahwa asap rokok, sekecil apapun jumlahnya, tetaplah berbahaya. Rekomendasi WHO tentang hal ini mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok adalah dengan memberlakukan peraturan 100% bebas asap rokok bagi tempat-tempat umum.


Hak untuk mendapatkan udara bersih, bebas dari asap rokok adalah hak umat manusia.
Dengan demikian, kami meminta anda untuk melindungi kesehatan pegawai, pekerja, dan masyarakat umum dengan cara menerapkan peraturan yang 100% melarang rokok di tempat-tempat umum. Kami percaya, langkah ini adalah langkah yang sangat penting untuk melindungi kesehatan kita dan anak-anak kita semua.

Tidak ada komentar: