Sabtu, 13 September 2008

Apakah Qur'an memberi isyarat mengenai bigbang ?



[al-Anbiya' 21:30] Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya ….
Sebagian mufassir mencoba mengkaitkan ayat di atas dengan Big-Bang. Namun apakah ayat itu benar2 menggambarkan tentang Big-Bang? Mari kita lihat ayat selanjutnya untuk memahami gambaran Qur’an …
21:30 Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?21:31 Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) guncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.21:32 Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.
Untuk klarifikasi lebih lanjut, mari kita kutip ayat dari Sura Al-Rad (13:2)
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
Ini seperti sebuah gambaran primitif pada hubungan antara langit dan bumi. Setelah Allah meninggikan langit tanpa tiang yang terlihat, dan menurunkan bumi, ia meletakkan gunung2 di atasnya agar bumi tidak berguncang, seperti meletakkan benda berat diatas selembar kertas agar tidak terbang?! Allah membuat langit sebagai atap yang terpelihara agar tidak jatuh menimpa kepala orang2 di bumi?! Bagaimana ia melakukannya? Dengan meletakkan langit di atas tiang yang tidak terlihat!! Bagaimana orang bisa melewatkan ini sebagai sains abad ke duapuluh? Masih lebih aneh lagi bagian dari ayat 21:30: …langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya….. Bila beberapa kata ini benar2 bukti dari ‘Big-Bang’, maka seseorang dapat bertanya; dimana kata2 ledakan besarnya. Dimana kita bisa menemukan tanda dari “Bang” yang terkenal itu?
Lebih lanjut, Big Bang dalam fisika merujuk pada ledakan SINGULARITAS RUANG-WAKTU (bukan materi). Materi bahkan belum tercipta saat Bing Bang terjadi. Bumi terbentuk miliaran tahun setelah Big Bang. Ayat diatas jelas merujuk bumi dan langit “suatu yang padu” (yang bahkan tidak masuk akal atau makna ilmiah) dan kemudian dipisahkan (kembali tanpa makna ilmiah ataupun tidak masuk akal), belum lagi bila dibandingkan dengan Big Bang!
Pernyataan yang tanpa makna ilmiah dan nalar seperti - “langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya….” tidak dapat ditunjukkan sebagai fakta ilmiah dari Big Bang! Faktanya, kenapa gagasan bahwa langit dan bumi pernah bergabung dan kemudian dipisahkan oleh kegiatan Dewa Dewi sebenarnya umum diantara kepercayaan kuno Timur tengah.Dalam peradaban Mesir umpamanya, itu adalah pemisahan dari Geb (dewa bumi) dari istrinya sekaligus saudarinya Nut (dewi langit) yang bertanggung jawab untuk pembagian bumi dari langit. Epik Gilgamesh dari Sumeria menjelaskan peristiwa “saat langit dipisahkan dari bumi, saat bumi dibatasi dari langit” sebagai hasil dari perpisahan dewa langit (An) dai dewi bumi (Ki). Bila anda menghilangkan referensi kebudayaan lama tersebut, anda akan menemukan cerita yang sama seperti di Qur’an.
Kembali, dari teori kuantum, kita tahu bahwa saat setelah ledakan terjadi, empat gaya alam; nuklir kuat, nuklir lemah, elektromagnet dan gravitasi digabung sebagai sebuah “gaya super” (Wald). Dimana indikasi dalam ayat2 Qur’an tersebut? Bagaimana seseorang mendapatkan konstanta Hubble dari ayat2 tersebut? Bagaimana seseorang bisa menghitung geseran merah? Bagaimana seseorang bisa mengukur ingsutan Doppler? Tidak ada jawaban.
Bila tidak ada jawaban atas pertanyaan ilmiah demikian, bagaimana seseorang bisa yakin bahwa ayat2 tersebut sesungguhnya menjelaskan big bang, bukan mengenai pemecahan telur untuk membuat telur dadar?
Sebagai catatan pinggir, saya ingin menambahkan, Fisikawan peraih nobel, Dr. Abdus Salam pernah memperingatkan orang2 yang mencoba menjelaskan Big Bang memakai ayat2 dari from Qur’an, mengatakan bahwa versi Big bang saat ini adalah penjelasan ilmiah terbaik mengenai penciptaan alam semesta.Bagaimana bila sebuah penjelasan yang lebih baik dari Big Bang muncul di masa depan? Apakah ayat2 tersebut mesti di ubah untuk mengakomodasi pandangan ilmiah baru? Pastinya itu tidak mungkin; maka itu menunjukkan kontradiksi inheren dari usaha tersebut. Wahyu agama tidak dapat mengabsahkan atau menyanggah sains. Kebenaran atau kesalahan sebuah prinsip ilmiah berada di dalam sains itu sendiri.

Tidak ada komentar: